Kolb mendefinisikan belajar sebagai proses dimana pengetahuan setipa individu itu diciptakan melalui transformasi pengalaman dan pengetahuan yang kita miliki itu dibentuk berdasarkan perpaduan antara memahami dan mentransformasi pengalaman. Maka teori ini dikenal dengan Experiential Learninng Theory.
Adapun tahapan-tahapan belajar yang dijelaskan oleh Kolb :
A. Concrete Experience
Pada tahap ini individu belajar melalui perasaan, dengan menekankan segi-segi pengalaman konkret dan lebih mementingkan relasi dengan sesama terhadap perasaan orang lain. Individu cenderung lebih terbuka dan mampu beradaptasi terhadap perubahan yang pernah dialaminya.
B. Reflective Observation
Pada tahap ketiga disini dijelaskan individu belajar melalui pengamatan, mereka belajar mengamati sebelum menilai, menyimak suatu masalah yang sedang mereka hadapi, dan selalu menyimak makna dari hal-hal yang mereka diamati.
C. Abstract Conceptualization
Ini merupakan tahap kedua dalam belajar yaitu individu belajar melalui pemikiran abstrak dan lebih berfokus pada analisis logis dari ide-ide, perencanaan yang sistematis, dan pemahaman intelektual, sehingga dalam proses belajar, individu dapat mengandalkan perencanaan sistematis serta mengembangkan teori dan ide untuk menyelesaikan masalah yang sedang terjadi pada mereka.
D. Active Experimentation
Ini merupakan tahap akhir dari belajar yaitu individu belajar melalui tindakan, cenderung kuat dalam segi kemampuan melaksanakan tugas, mampu mengaplikasikan ide-ide atau pemikirannya dan berani mengambil resiko (bereksperimen).
Belajar menurut David R. Krathwohl
Yang paling dikenal dalam pembahasan Krathwohl mengenai belajar adalah 5 tingkatan Taxonomy, yaitu :
A. MENERIMA (RECEIVING)
Kesediaan untuk menyadari terhadap adanya ide-ide tertentu atau suatu fenomena di sekitaranya, contohnya : membedakan, untuk menanggapi, dll.
B. MERESPON (RESPONDING)
Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di sekitaranya Misalnya persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan tanggapan, memuji, menjadi sukarelawan, dan menanggapi.C. MENILAI (VALUING )
bersedia dianggap dan dinilai oleh orang lain dengan menghargai ide-ide tertentu. contohnya : meningkatkan kemampuan diukur, untuk mensubsidi, untuk didukung, untuk diperdebatkan.
D. ORGANIZATION
Menilai nilai-nilai yang berbeda, dengan menyelesaikan konflik atau permasalahan yang berlaku, dan membentuk suatu sistem nilai yang konsisten. Misalnya untuk membahas, untuk berteori, untuk merumuskan, untuk keseimbangan, untuk memeriksa.
untuk bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai dia telah diinternalisasi. Contohnya termasuk: untuk merevisi, membutuhkan, untuk menghindari, untuk mengelola, untuk menyelesaikan.
SUMBER :
http://ariefian84.wordpress.com/2010/07/21/teori-belajar-humanistik/
http://momoiliyana.blogspot.com/2010/01/isl-minggu-2-taxonomy-bloom-dan-domain.html