Monday, December 20, 2010

UAS Online


Metode pembelajaran yang diterapkan oleh dosen pada mata kuliah Psikologi Belajar.


Menurut saya berdasarkan 7 komponen utama Belajar Kontekstual dapat dihubungkan dengan cara metode pembelajaran yang diterapkan oleh dosen pada mata kuliah Psikologi Belajar.
a.    Konstrutivisme
Dimana  pada konteks ini siswa dituntut aktif dalam membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasarkan pada pengetahuan awal yang telah mereka miliki sebelumnya. Dalam komponen pertama ini dosen hanya memberikan clue atau tugas dan dosen menuntut siswa untuk mengembangkan sendiri dari teori yang telah diberi. Maka komponen ini dapat dihubungkan dengan teori belajar konstruktivism, tepatnya pembahasan mengenai student centered Instruction, dimana dikatakan siswa adalah bukan penerima pasif, jadi siswa dituntut untuk lebih aktif dalam mengembangkan pemikiran  serta ide-ide mereka untuk mencapai hasil yang optimal dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan Dosen. Siswa belajar sedikit-demi sedikit dari konteks yang terbatas, maka dalam komponen ini siswa dituntut untuk mengkonstruk sendiri pemahamannya.
b.    Inquiry

Dalam mata kuliah Psikologi Belajar, apabila siswa tidak mengerti mengenai materi yang diberikan, Dosen sebagai fasilitator menjelaskan mengenai materi tersebut, sehingga siswa dapat menengerti. Adapun teori yang dapat di sangkut pautkan dalam komponen ini adalah teori yang diberikan oleh Kolb, mengenai 4 gaya belajar, yang pertama adalah Feeling, dimana siswa mendengarkan apa yang dikatakan atau diajarkan oleh dosen. Lalu yang kedua adalah watching dimana siswa mengamati apa yang diterangkan oleh dosen. Ketiga, adalah thinking dimana siswa berpikir terlebih dahulu mengenai apa yang telah diajarkan dosen, soswa dituntut berpikir abstrak. Lalu yang terakhir adalah doing dimana pada bagian ini adalah tugas siswa untuk mempraktekkannya.


c.    Questioning

Model cara belajar di kelas Psikologi Belajar adalah Presentasi. Dimana ketika kelompok telah selesai presentasi, dosen menyuruh siswa aktif, yaitu bertanya kepada kelompok yang berpresentasi. Sama halnya dengan komponen konstruktivis, siswa dituntut aktif untuk mengembangkan pemahamannya. Dengan begitu komponen ini dapat dihubungkan dengan teori belajar Brunner, yaitu Discovery Learning, siswa dapat mengeksplorasikan pemahamannya mengenai materi yang telah diajarkan. Sehingga dengan siswa banyak bertanya maka pemahamannya pun semakin bertambah.

d.    Learning Community

Sebelum memulai mata kuliah Psikologi Belajar, awalnya dosen membuat dan menentukan sendiri kelompok yang digunakan untuk mengerjakan tugas-tugas, presentasi selama perkuliahan. Dosen menuntut siswa untuk saling bekerja sama satu sama lain. Menurut pemahaman saya komponen ini dapat saya masukkan kedalam teori Konstrutivism mengenai Social negociation, dimana dalam teori ini dijelaskan untuk lebih membangun pemahaman mereka siswa dapat bertukar pikiran dengan teman sekelompoknya, berdiskusi untuk mencapai tujuan dan hasil yang optimal. Saya rasa Learning community ini sangat baik, karena dengan begitu kita dapat membangun pemahaman kita lagi, tidak hanya dari pikiran kita saja, kita juga dapat menerima masukan dari ide-ide yang diberikan oleh orang lain.

e.    Modelling

Menurut saya, selama menjalani perkuliahan di mata kuliah Psikologi Belajar Dosen menerangkan semua materi dengan baik. Sehingga pemahaman saya tercapai dan saya dapat mengerti akan materi itu. Saya rasa dosen pada mata kuliah Psikologi belajar ini dapat saya jadikan acuan untuk ditiru, karena melihat dari cara mereka mengajar dan menjelaskan dapat membuat rasa ingin tahu saya jadi lebih besar. Selain dosen, saya juga melihat cara-cara teman saya berpresentasi di depan kelas. Ada salah satu teman saya dalam mata kuliah Psikologi Belajar ini yang saya anggap cara berpresentasinya sangat baik, karena selama dia presentasi saya dapat mengerti apa yang ia terankan. Komponen ini sesuai dengan teori yang dijelaskan oleh Bandura, yaitu teori Modelling.
f.    Reflection

Pada akhir mata kuliah Psikologi belajar, Dosen memberikan tugas untuk mengobservasi cara metode belajar di beberapa tingkat pendidikan dan mengaplikasikannya dengan teori-teori belajar yang telah kami pelajari sebelumnya. Menurut saya ini sangat baik, dengan begitu kita dapat mengulas kembali materi-materi yang telah kita pelajari sebelumnya dan juga dapat mengukur sejauh mana pemahaman kita tentang teori-teori belajar tersebut. Saya rasa, komponen ini dapat disangkut-pautkan dengan teori belajar dari Gagne mengenai eliciting, dimana siswa dapat menilai sendiri hasil belajar mereka selama perkuliahan ini, dan sejauh pemahaman mereka mengenai materi-materi tersebut.

g.    authentic assessment

Disini dosen dapat menilai hasil kerja siswa, mereka dapat mengetahui sejauh mana pemahaman siswa selama perkuliahan di psikologi belajar ini dari tugas-tugas yang telah ia berikan. Komponen ini dapat diaplikasikan dalam teori Gagne mengenai memberikan umpan balik, yaitu dengan mengetahui sejauh mana pemahaman siswa dosen dapat mengoreksi kesalahan-kesalahn dan dapat lagi member tahu siswa apa saja kesalahan mereka. Sehingga dengan begitu siswa dapat mengerti apa kesalahan yang ia perbuat dan berusaha untuk memperbaikinya.

Wednesday, December 8, 2010

SOAL TO 2

Dalam Ujian secara online, tidak berbeda dengan pendapat saya yang sebelumnya, menurut saya ujian online seperti ini sangat menyenangkan. Kita dapat lebih dapat berkonsentrasi, dan tidak memakan waktu yang banyak, dan terlebih lagi kita tidak mengotori lahan jawaban kita apabila kita menghapus jawaban yang salah.
Dari pemahaman saya sendiri ada beberapa teori pendekatan mengenai ujian secara online, pertama teori sibernetik dari Pask, yaitu Conversation Theory. Dimana dalam ujian kita ini kita berinteraksi dengan menggunakan “chating”, Dosen memberikan pertanyaan lalu kami menjawab dan apabila ada yang kurang jelas menurut kami, kami dapat bertanya kembali. Dan keuntungan yang didapat memungkinkan kita tidak mengeluarkan suara sehingga tidak menimbulkan keributan di kelas. Sangat menyenangkan, sehingga kita dapat lebih focus terhadap soal yang ada dihadapan kita.
Kedua, adalah Teori Law of Readiness dari Thorndike. Perlu kita ketahui, ada juga beberapa kendala yang kita temukan selama ujian online ini, seperti batre laptop kita habis dan ketika mati lampu, koneksi tiba-tiba terputus, sehingga dapat menghambat kita dalam ujian. Akan tetapi dalam teori Law of Readiness sama dengan “sedia payung sebelum hujan” mengajarkan kita untuk selalu siap dalam keadaan apapun juga, maka kita harus siap dengan kendala-kendala yang telah kita hadapi. Kita semua sudah pasti tahu, akan terjadi kendala-kendala seperti itu, maka dari kita sendiri kita harus sudah mempersiapkan strategi untuk menuntaskan kendala-kendala tersebut.
          Ketiga adalah teori Student-Centered Instruction dari Contructivism, siswa bukan penerima pasif dari sebuah pembelajaran yang telah dirancang untuk mereka. Siswa secara aktif terlibat dalam menentukan apa yang menjadi need mereka dan bagaimana memenuhi need itu. Pada ujian online, disini kita dituntut aktif, dan kita bebas bereksplorasi sesuai dengan pemahaman yang kita punya. Kita pastinya memiliki keinginan untuk mendapatkan yang terbaik untuk kita, juga orang lain disekitas kita. Maka need saya dalam ujian Online ini adalah untuk mendapatkan nilai yang memuaskan bagi saya, dan juga hasil jawaban ujian saya nanti dapat memuaskan siapapun yang membacanya, khusunya Dosen yang memeriksa hasil jawaban saya nanti. Dengan demikian tugas saya sekarang adalah memberikan yang terbaik untuk ujian nanti.
          Lalu yang keempat adalah teori taksonomi yang dikemukakan Krathrowl dan bloom, ada 3 domain dalam belajar salah satunya adalah cognitive domain yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. Dalam ujian online ini kita dapat mengeluarkan ketrampilan dan pengetahuan kita yang ada tentang apa yang kita ketahui sebelumnya tentang ujian online, khususnya cara kita memberi jawaban di blog, kita dapat mengeluarkan ide-ide kreatif kita dalam menjawab soal-soal yang diberikan, dalam penulisannya, penggunaan word-nya, dan lain-lain.

Thursday, December 2, 2010

Perbedaan Ujian secara Konvensional dengan Ujian secara Online


Menurut saya ujian secara online cukup baik dibandingkan dengan ujian secara konvensional (menulis pada lembar jawaban). Kelebihan yang saya temukan pada ujian secara online adalah suasana kelas terasa lebih tenang, lebih dapat berkonsentrasi, dan tidak memakan waktu yang banyak, dan terlebih lagi kita tidak mengotori lahan jawaban kita apabila kita menghapus jawaban yang salah dibandingkan dengan ujian secara konvensional . Akan tetapi ada juga kendala yang kemungkinan dapat terjadi apabila kita menjalankan ujian secara online, yaitu apabila koneksinya tidak dapat berkomproni, dapat dikatakan “lambat loading”, atau apabila koneksi tiba-tiba terputus, dan batrei laptop apabila low, dapat mengganggu kita selama ujian berlangsung.
Akan tetapi saya rasa ujian secara online perlu coba diterapkan. Saya merasa dengan adanya ujian secara online ini yang sebelumnya pengetahuan saya yang terbatas mengenai dunia internet ini, cukup bertambah sejalan dengan adanya penerapan ujian online di mata kuliah Psikologi Belajar ini (akomodasi, Piaget). Contohnya, dari cara mem-postingkan blog, penulisannya, pengetahuan saya makin bertambah. Dan juga Thorndike mengatakan hukum Kesiapan (Lawof Readiness), yang mengharuskan kita selalu siap dengan kendala apapun yang terjadi, dan kita harus bisa menyelesaikan kendala yang ada selama ujian berlangsung. Ini pertama kalinya saya melaksanakan ujian secara online, saya rasa ini cukup menarik. Tidak menghabiskan banyak waktu dan membuat saya lebih focus.

Pendekatan Dengan Teori Belajar


Saya rasa teori belajar yang saya terapkan dalam persiapan ujian online, mungkin sama cara saya belajar saya sebelumnya, yaitu menggunakan teori Piaget, menggunakan asimilasi, akomodasi dan ekuilibrasi. Pertama ada materi yang belum saya pahami sebelumnya, lalu saat berdiskusi teman saya menjelaskan materi yang saya tidak mengerti tersebut. Lalu pemahaman saya pun muncul, walaupun hanya sedikit, tapi apa yang dia jelaskan pada saya cukup saya mengerti, itulah yang dinamakan (asimilasi). Akan tetapi karena menurut saya penjelasan yang diberikan pada teman saya kurang saya dapatkan intinya, maka saya bertanya kepada teman saya yang lain, lalu dia menjelaskan materi tersebut sangat detail (jelas), maka saya pun memahainya, dengan menyeimbangkan pemahaman saya sebelumnya mengenai materi tersebut (equilibrasi). Dan melalui informasi yang baru tersebut saya jadi lebih mengerti dan dapat memahami materi yang tidak begitu saya mengerti sebelumnya (Akomodasi).
Lalu mengeai ujian secara online ini mungkin menurut saya teori sibernetik dari Pask. Yaitu teorinya mengenai Conversation Theory, selama ujian online, karena kami menggunakan program chatting selama ujian berlangsung. Dengan begitu maka terjadilah conversation anatara mahasiswa dan dosen, ketika dosen memberikan soal, dan apabila ada yang ingin kami tanyakan , dosen memperbolehkan mahasiswa bertanya kepdanya. Maka terjadilah pertukaran informasi di dalam chatting tersebut.

                        http://ilmuwanmuda.wordpress.com/piaget-dan-teorinya/